Rasa jenuh ini sudah kian memuncak, seperti amarah yang harusnya dilepaskan. Banyak sekali hal yang mengganggu pikiran, terlalu banyak yang terus dirasakan.
Oke, mungkin aku berlebihan… Tapi, aku bukanlah satu-satunya orang yang terlalu banyak berpikir dan terlalu menjadi perasa. Iya, kan?
Begini toh rasanya menjadi orang dewasa? Hahaha… Koreksi, aku belum sepenuhnya menjadi orang dewasa, usiaku baru 20. Lagi-lagi… Iya, kan?
Hari-hari ini kuhabiskan untuk banyak hal yang penting dan tidak penting. Hal-hal penting seperti kuliah, membaca, bermain biola, menulis, dan memikirkan langkah demi langkah yang harus kutempuh. Sementara hal yang tidak penting… Hmm… adalah mengeluh dan merengut. Kedua hal tidak penting ini begitu sering kulakukan beberapa waktu belakangan. Yang artinya… Puncak kejenuhanku membawaku pada dunia hitam.
Oke, ini baru berlebihan.
Kini aku menengok ke belakang, melihat jejak-jejak kaki mungilku yang masih tersisa di tanah. Hidupku masih terlalu indah, lho. Aku selama ini terlalu sibuk mengeluh dan menyesali apa yang pernah terjadi.
Oke, aku tahu ini tidak baik.
Tapi, semua ini proses. Benar, kan?
Daripada aku sibuk menggerutui tugas-tugas kuliah yang menggunung dan tidak tuntas juga, lebih baik aku langsung mengerjakannya. Dan sesingkat sebuah petikan jari, tugas-tugas itu akan selesai.
Di luar semua itu, aku mau bersyukur untuk buanyaaaaak hal. Boleh, ya? 🙂
Pertama, karena sekarang kesehatanku sudah jauh sekali membaik. Setelah perjuangan yang berat melawan berat badan yang naik, alergi-alergi, berbagai penyakit bandel seperti tifus, campak Jerman, dan DBD… Akhirnya aku masih hidup! Haha… Sesimpel itu, kan? Apalagi, sekarang aku sudah bisa begadang sampe jam 6 pagi… Rekor tergila! Hahahaha…
Oke, maaf ya kalau tidak penting.
Yang jelas, aku sekarang sudah jauh lebih sehat!
Kedua, aku kembali menulis! Impianku untuk bisa menerbitkan buku sudah cukup dekat. Dan ya, untuk menulis blog lagi rasanya amat membahagiakan. Berbagi perasaan, meski belum tahu juga siapa yang akan membaca coretan-coretanku. Yang jelas, aku bahagia!
Ketiga, aku sudah banyak sekali belajar hal-hal dari yang termungil sampai terraksasa (kosakata baru). Aku belajar bahasa baru, Italia dan Jerman dari kampus! Lalu aku kembali bermain biola, belajar bermain dengan lebih yakin dan percaya diri, bermain bersama teman-teman baru.
Keempat, aku begitu bahagia karena aku dikelilingi begitu banyak orang-orang yang peduli dan sayang padaku. Sesimpel itu, sih. Tapi, tidak sesimpel itu… karena aku dihujani perhatian dan kasih sayang.
Begitu banyak juga orang baru yang datang ke duniaku, bersamaan dengan orang yang pergi dari duniaku. Terima kasih ya, untuk kalian semua.
Kira-kira beginilah.
Di luar semua hal yang menjenuhkan, sisanya masih banyak yang membahagiakan.
Mari kita mengangkasa, melihat langit biru. Warnanya begitu indah, janganlah kita merusakanya dengan awan hitam. Jangan, ya?
Selamat senja! 🙂