Sekelibat Saja

Pikiran ini muncul, sekelibat saja.
Semua ini begitu nyata, sekaligus begitu semu.
Akukah satu-satunya orang yang merasa begitu?

Orang bilang, ini adalah sebuah perasaan yang sepatutnya memberikan kebahagiaan.
Sebaliknya, perasaan ini justru memberikan kegelisahan.

Ah, lagi-lagi, sekelibat saja.
Kuingat betul gesturmu.
Kuingat betul tuturmu.
Kuingat betul berjumpa denganmu.

Lagi-lagi, sekelibat saja.
Dan lebih baik, aku tidur saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *