Dongeng Tentang Perjumpaan dan Perpisahan

Hei, hidup ini adalah sebuah dongeng tentang sebuah perjumpaan dan perpisahan. Lalu, mengapa murung? Lalu, mengapa bersedih?

Aku sering bertanya-tanya di dalam benakku sendiri, mengapa ada begitu banyak perjumpaan dalam hidup ini. Aku pun lelah menebak-nebak, aku lelah mencari tahu jawabannya. Ketika aku bertemu kamu, ketika kamu bertemu aku, ketika aku bertemu kalian, ketika kalian bertemu mereka, ketika mereka bertemu dia. Setiap detiknya, ketika bertemu dengan orang-orang yang bahkan bisa mengubah hidup kita seluruhnya. Membuat semuanya semudah sebuah jentikan jari. Voila!

Perjumpaan yang kadang tak beralasan, seringkali diakhiri dengan sebuah perpisahan yang beralasan. Terlalu banyak alasan malah. Andai saja aku tahu apakah ini misteri, apakah ini khayalanku sendiri?

Dengan waktu yang selalu berlari, begitu sering aku merasa tidak sanggup mengejarnya. Tapi sekali lagi, berjalan beriringan–bahkan sambil bergandengan tangan dengan waktu bisa dibilang sebagai cara termudah untuk mengimbanginya. Waktulah yang mempertemukan aku dengan setiap insan yang pernah ada, masih hadir, dan akan muncul dalam hidupku. Waktu jugalah yang kemudian memisahkan aku dengan setiap orang yang kutemui.

Acceptance atau penerimaan adalah hal tersulit dalam hidup–setidaknya, bagiku. Ya, bagiku. Dalam setiap detik aku bernafas, aku selalu berusaha untuk menerima apa yang ada dan tidak ada dalam hidupku. Berbeda, penerimaan sangatlah berbeda dengan rasa syukur. Namun, keduanya berhubungan. Dengan menerima segala sesuatunya, secara tidak langsung aku telah mensyukuri apa yang ada dalam hidupku. Ya, kan? “Ya,” kataku.

Ah, sepertinya aku sudah melantur terlalu jauh.

Ngomong-ngomong tentang perjumpaan dan perpisahan–menurutku semua ini tentang penerimaan. Jika kita bisa menerima setiap perjumpaan dan perpisahan yang datang dalam hidup, maka keduanya akan muncul lagi dalam hidup. Semudah itu. Rasa percaya juga sangat dibutuhkan. Kalau kita bisa percaya pada keajaiban–bagaimana orang-orang yang hadir dalam hidup kita datang karena/memberi keajaiban, tentu jika mereka suatu saat pergi, kita bisa bertemu lagi dengan mereka asal kita percaya. Ya, begitulah.

Sekali lagi, hidup ini adalah dongeng tentang perjumpaan dan perpisahan.

🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *