Menjawab Pertanyaan Banyu pada Senja

Dengan menuliskan ini, sedikit banyak saya ingin menjawab pertanyaan Banyu pada Senja, “Apa kesalahan terbesar yang pernah kamu buat dalam hidupmu?” dalam Cerita Senja dan Banyu: 05. Mengobrol dengan Banyu.

Sama seperti Senja, saya tentu tidak bisa langsung menjawabnya. Akan tetapi, berbeda dengan Senja, dan sama seperti orang kebanyakan yang telah disebutkan Banyu, saya telah terlalu banyak melakukan kesalahan yang saya sesali.

Mungkin ada yang pernah bilang bahwa hidup ini terlalu singkat untuk disesali. Tapi, menyesal adalah salah satu kesalahan terbesar dalam hidup saya. Ada terlalu banyak hal yang telah saya sesali, mulai dari yang remeh sampai yang paling rumit sekalipun.

Lalu saya menimbang-nimbang, untuk melihat kesalahan terbesar apa yang pernah saya lakukan, secara lebih spesifik. Saya tidak yakin apakah ini adalah jawaban yang tepat, tapi menurut saya, kesalahan terbesar saya adalah tidak benar-benar menyayangi diri saya sendiri.

Jika ada ayat dalam Kitab Suci yang berkata, “Kasihilah musuhmu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”, saya hanya bergeming. Saya masih belajar untuk mengasihi diri saya sendiri, dan itulah mengapa terkadang saya sulit untuk memaafkan orang lain.

Sebenarnya, sulit bagi saya untuk menuliskan hal ini, tapi toh, saya tetap menuliskannya juga. Saya ingin belajar untuk tidak menyesali setiap langkah dan keputusan yang telah atau akan saya buat. Saya ingin belajar untuk memaafkan diri saya setiap kali saya melakukan kesalahan. Begitu pula saat berhadapan dengan orang lain, bila dia melakukan kesalahan—baik itu disengaja maupun tidak disengaja—saya ingin belajar untuk memaafkannya.

Ah, mengapa tulisan ini terasa terlalu berat dan mendayu-dayu? Rasanya saya terlalu keras pada diri saya sendiri.

Saya terlalu banyak berpikir. Saya terlalu perasa.

Pada akhirnya saya kembali teringat pada ucapan salah satu teman saat saya berulang tahun ke-21, “Selamat ulang tahun yang ke-21. Buatlah kesalahan sebanyak-banyaknya!”

Dan entahlah, itu mantra atau bukan, setelahnya saya melakukan banyak sekali kesalahan. Hati saya kadang terasa sakit, kadang terasa gembira saat mengingat-ingat tiap kesalahan yang pernah saya lakukan.

Kemudian saya sadar, kesalahan adalah bagian dari masa lalu yang tidak pernah bisa diubah, sehingga tidak perlu disesali. Menyesalinya hanya membuat saya menambah satu kesalahan baru.

One thought on “Menjawab Pertanyaan Banyu pada Senja”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *